Beato Eugenius III adalah paus kita yang ke 167. Ia dilahirkan dekat Pisa, Italia, pada abad keduabelas. Ia dibaptis dengan nama Petrus. St Antoninus menyebut Paus Eugenius sebagai seorang paus agung yang sarat dengan penderitaan.

Paus Eugenius dulunya adalah Pater Petrus, seorang imam di Pisa. Kala ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan Cistercian. Ia pergi ke Clairvaux, Perancis dan bergabung dengan para biarawan di sana. St.Bernardus dari Clairvaux kala itu menjabat sebagai superior di sana. Petrus kemudian memilih Bernardus sebagai nama religiusnya. Ini dilakukannya karena rasa hormat dan kekagumannya pada St Bernardus. Setelah menjadi biarawan; beberapa waktu tahun kemudian St.Bernardus dari Clairvaux menunjuk Bernardus menjadi kepala biara (Abbas) di sebuah biara Cistercian di Roma.

Pada tahun 1145 Paus Lusius II wafat. Dengan tidak disangka-sangka pada Konklave Para kardinal kemudian memilih Abbas Bernardus untuk menjadi paus. Ini jarang terjadi karena biasanya Paus hanya dipilih diantara para Kardinal. Abbas Bernardus sendiri tidak ada dalam konklave itu sebab ia bukan seorang kardinal. Abbas Bernardus sangat terkejut dengan keputusan para kardinal tersebut. St.Bernardus dari Clairvaux juga sama terkejutnya. Ia merasa kasihan kepada Bernardus. Ia lalu menulis sebuah surat terbuka kepada para kardinal, “Kiranya Allah mengampuni kalian sebab apa yang telah kalian lakukan,” katanya.

Bernardus memilih nama Eugenius III. Masanya sebagai paus mendatangkan banyak kesulitan baginya. Majelis Tinggi Roma mengancam untuk menentangnya jika Paus tidak membiarkan mereka menyimpan harta Gereja yang telah mereka curi. Seseorang yang sebelumnya telah diekskomunikasi datang kepada Paus Eugenius memohon pengampunan. Paus Eugenius III yang sebelumnya hanyalah seorang biarawan yang berhati seluas samudera ini kemudian mengampuninya.

Namun sebentar saja, orang itu telah jatuh lagi ke dalam cara hidupnya yang lama. Ia bahkan menggabungkan diri dengan suatu kelompok yang secara terbuka menentang paus. Paus Eugenius beberapa kali harus meninggalkan Roma karena bahaya yang mengepungnya. Apabila ini terjadi, ia menyepi disebuah biara dimana ia akan merasa damai dan khusuk. Setelah itu, ia akan mendapatkan keberanian untuk kembali dan menghadapi tugas tanggung jawabnya yang sulit lagi. Sepanjang masa jabatannya, Paus yang terberkati  ini tidak pernah sekalipun bersikap keras kepada semua mereka yang menentangnya.

Selama menjadi paus Ia tetap mengenakan jubah biarawan Cistercian dan hidup sangat sederhana. Tak peduli betapa kalut hidupnya, ia senantiasa memiliki hati seorang biarawan. Salah seorang rekan biarawan menulis kepada St.Bernardus dari Clairvaux mengenai Paus Eugenius, “Tak ada keangkuhan maupun sok kuasa dalam pribadinya.” Paus Eugenius III wafat pada tanggal 8 Juli 1153