Maximinus menjadi kaisar Roma pada tahun 235. Begitu naik tahta, ia mulai melakukan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen. Salah satu hukuman yang paling sering dijatuhkan pada para uskup dan imam adalah pembuangan ke daerah-daerah pertambangan yang berbahaya dan tidak sehat di Sardinia, Italia.
St. Pontianus diangkat sebagai paus ke-18 setelah wafatnya Urbanus I pada tahun 230. Ketika Maximinus menjadi kaisar, Pontianus melayani Gereja dengan penderitaannya di tambang-tambang Sardinia. Disana ia bertemu dengan St.Hipolitus. Hipolitus saat itu adalah seorang imam yang kecewa dengan kepemimpinan Paus Pontianus dan paus sebelumnya hingga ia mengangkat dirinya sendiri menjadi paus tandingan. Namun dalam penderitaan kerja paksa di tambang-tambang Sardinia Hipolitus tersentuh oleh semangat dan kerendahan hati Paus Pontianus. Ia kemudian mendatangi Pontianus dan memohon agar bisa diterima kembali dalam pelukan Gereja.
Pontianus; Paus dalam penderitaan itu dapat memahami sang imam dan mengasihinya. Bapa Suci tahu bahwa mereka perlu saling membantu serta menguatkan dalam kasih Yesus. Kedua orang kudus ini akhirnya wafat sebagai martir dan untuk selamanya dikenang sebagai saksi pengampunan dan pengharapan Kristiani.
Pontianus = Perantara (Latin)
Pontius (Latin), Pontian (English), Pontus (Danish), Pons (French), Ponzio (Italian), Pontus (Norwegian), Poncio (Spanish), Pontus (Swedish)