Santo Bernardus dari Menthon (Montjoux) lahir sekitar tahun 1020, mungkin di Château de Menthon, dekat Annecy, di County of Savoy, Kerajaan Arles (sekarang Perancis). Dia berasal dari keluarga bangsawan dan memperoleh pendidikan yang baik. Saat ia dewasa, Bernardus menolak pernikahannya dengan seorang puteri bangsawan pilihan kedua orangtuanya. Ia lebih memilih untuk mengabdikan dirinya melayani Gereja dan menjadi seorang biarawan.

Bernardus lalu pergi ke Aosta, sebuah kota di Italia Utara yang terletak di tengah pegunungan Alpen sekitar 50 mil dari perbatasan Perancis dan Swiss. Disini ia menempuh pendidikan calon imam dibawah bimbingan Petrus Val d’ Isere, seorang diakon agung di Keuskupan Aosta. Benardus yang cerdas, dengan cepat menyelesaikan pendidikannya dan ditahbiskan menjadi seorang imam. Kemudian, karena kecerdasan dan semangat kerasulannya, ia diangkat menjadi Vikaris Jendral Keuskupan Aosta. Dalam jabatan ini, Bernardus membawa angin pembaharuan di antara rekan-rekannya sesama imam dan biarawan. Ia berupaya merombak aturan-aturan biara yang kaku dan terlalu klerikal serta mendorong mereka untuk rajin berkeliling mewartakan iman seluruh wilayah keuskupan.

Pada abad pertengahan, para peziarah dari Perancis dan Jerman biasanya datang ke Roma melalui dua jalur jalan di pegunungan Alpen. Banyak dari mereka yang mati kedinginan karena badai salju, atau tewas ditangan para perampok yang merajalela di sepanjang rute perjalanan. Untuk menolong mereka, Bernardus lalu mendirikan sebuah komunitas religius yang mengelola rumah penginapan di antara dua jalur jalan tersebut, tepatnya di gunung Jovis (Mentjoux), yang sekarang dikenal sebagai Mont Blanc. Bernardus mengadopsi regula (aturan hidup membiara) Santo Agustinus bagi komunitas yang didirikannya dan segera menerima pengakuan dan ijin khusus dari Sri Paus atas komunitas tersebut.

Ia membimbing para biarawan dan para pekerja awam di rumah penginapan tersebut dalam karya perlayanan bagi para peziarah. Tugas utama mereka adalah membantu para peziarah dalam semua kesulitannya dengan menyediakan makanan dan penginapan, menemukan peziarah yang tersesat dan memberi pemakaman yang layak bagi mereka yang meninggal dunia. Dalam menjalankan tugas berat ini, para biarawan mengandalkan bantuan dari Anjing gembala Swiss yang dikenal setia, tangguh, dan mampu bertahan hidup dalam cuaca ekstrim di pegunungan Alpen. Biara dan dua rumah penginapan ini sungguh membantu para peziarah dalam perjalanan menuju kota Roma dan kembali dengan selamat ke tempat asal mereka. 

^{Seekor anjing Santo Bernardus yang "Sedang Bertugas". Galon kecil dilehernya berisi Spirit (minuman beralkohol) untuk menghangatkan tubuh para peziarah dan mencegah mereka terkena hipotermia pada suhu ekstrim di pegunungan Alpen. (foto : www.fondation-barry.ch)}

Kemurahan hati dan keramah-tamahan Santo Bernardus dan para pengikutnya segera menjadi buah bibir diseantero Eropa. Berbagai legenda lahir dari ketenaran karya pelayanan mereka. Banyak orang datang bergabung dengan komunitas ini dan banyak pihak berupaya membantu karya amal mereka. Para bangsawan yang berterimakasih atas pelayanan Santo Bernardus dan para pengikutnya menyumbangkan sejumlah besar dana demi kemajuan karya pelayanan mereka.

Setelah berkarya selama lebih dari 40 tahun,  Santo Bernardus tutup usia pada tanggal 28 Mei 1081 di biara Santo Laurensius, di Novara, Italia. Ia dikanonisasi oleh Paus Inosensius XI pada tahun 1681 dan pada tahun 1923 ia diangkat sebagai  santo pelindung para pencinta pegunungan Alpen dan para pendaki gunung oleh Paus Pius XI.(qq)

^{Paus Benediktus XVI dalam sebuah kunjungan ke Biara Santo Bernardus di Saint Bernardus Pass - pegunungan Alpen. Sepuluh abad telah berlalu namun karya Santo Bernardus lestari hingga hari ini. Anjing-anjing ini adalah keturunan dari anjing gembala yang dulu pernah menemani Santo Bernardus. (foto : theratzingerforum.yuku.com)}