Santo Ubaldus Lahir dalam keluarga bangsawan di kota Gubbio, Umbria Italia dan diberi nama Ubaldus Baldassini. Ayahnya, Rovaldo Baldassini meninggal saat ia masih sangat muda. Ibunya tidak mampu merawatnya karena sakit-sakitan. Karena itu ia kemudian dibesarkan oleh pamannya yang adalah seorang uskup. Ubaldus memperoleh pendidikan yang baik. Setelah tamat sekolah, meski berkesempatan untuk menikah, ia memilih menjadi seorang imam. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1115. Lalu pada tahun 1128 ia dipilih untuk menjadi Uskup Gubbio, tempat kelahirannya.
Uskup Ubaldus sangat terkenal karena kelemah-lembutan dan kesabarannya. Seperti pada suatu ketika; seorang pekerja sedang memperbaiki tembok kota. Ia menyebabkan kebun anggur uskup rusak parah. Bapa uskup dengan halus menunjukkan kesalahannya. Tetapi, pekerja yang tidak mengenali uskupnya ini malah marah-marah. Ia mendorong bapa uskup begitu keras hingga jatuh terjerembab ke dalam campuran semen yang masih basah. Sekujur tubuhnya berlumuran semen. Bapa uskup bangkit, membersihkan diri dan masuk ke dalam rumahnya. Beberapa orang yang menyaksikan semua peristiwa ini menuntut agar sang pekerja dihadapkan ke pengadilan. Uskup Ubaldus kemudian muncul di depan pengadilan dan meminta hakim untuk membebaskan si pekerja.
Uskup yang kudus ini sangat cinta damai dan ia memiliki keberanian untuk mewujudkannya. Suatu kali, terjadi tawuran dijalanan kota Gubbio. Bapa uskup datang dan berdiri ditengah-tengah diantara dua kelompok masa yang sedang saling menyerang. Ia tampak tak takut akan kibasan pedang dan hujan batu. Sekonyong-konyong, uskup jatuh tergeletak di tanah. Seketika itu juga orang-orang berhenti berkelahi. Mereka menyangka bapa uskup tewas terbunuh. Tetapi Uskup Ubaldus bangkit. Ia memperlihatkan kepada mereka bahwa ia sama sekali tidak cedera. Penduduk bersyukur kepada Tuhan. Mereka berhenti berkelahi dan pulang ke umah.
Di lain waktu, Kaisar Frederick Barbarossa sedang dalam perjalanan untuk menyerang Gubbio. St.Ubaldus tidak menanti kaisar beserta bala tentaranya tiba. Ia malahan datang menyongsong kaisar dan berbincang dengannya. Tak seorang pun tahu apa yang dikatakannya. Yang mereka tahu ialah bahwa bapa uskup berhasil meyakinkan kaisar untuk meninggalkan Gubbio.
Uskup Ubaldus menderita banyak penyakit fisik. Namun demikian, ia tidak pernah membicarakannya. Pada hari Minggu Paskah tahun 1160, ia bangkit untuk melayani Misa. Ia menyampaikan homili yang indah dan memberkati umatnya. Lalu, ia kembali tidur dan tak pernah dapat bangun kembali. Ia wafat pada tanggal 16 Mei 1160. Penduduk berbondong-bondong datang untuk menyampaikan hormat mereka. Mereka menangis dan berdoa memohon kiranya St.Ubaldus memelihara mereka dari surga
Devosi kepada Santo Ubaldus sangat populer di seluruh wilayah Umbria Italia, terutama di Gubbio tempat kelahirannya. Di Gubbio dalam setiap keluarga setidaknya ada satu anggota yang disebut Ubaldo. Hari pesta Santo Ubaldus dirayakan oleh penduduk Gubbio dengan sebuah festival religius dan perarakan yang sangat meriah, yang disebut “The festival of La Corsa dei Ceri” atau “Festival Saint Ubaldo Day”
Pikiran yang tenang (Jerman kuno)
Ubald, Ubaldo, Ubalde