Santo Flannan seorang Abbas (kepala biara) dan uskup pertama dari keuskupan Killaloe di Irlandia pada abad ketujuh. Ia adalah putera seorang kepala suku Irlandia bernama Turlough. Turlough adalah seorang Kristen yang saleh. Karena itu ia menyerahkan Flannan untuk dididik oleh para biarawan. Legenda mengatakan bahwa Flannan belajar, bekerja dan berdoa dengan tekun di biara. Ia selalu mendoakan Mazmur setiap hari.
Suatu hari, masih menurut legenda, ketika ia tenggelam dalam doa yang terus menerus selama 36 jam, seberkas cahaya surgawi bersinar melalui jari-jari tangan kirinya. Cahaya memancar dalam kegelapan untuk memungkinkan dia untuk melanjutkan tugasnya. Abbas (Kepala biara) yang menyaksikan hal ini, menjadi sangat terkesan dan ia memutuskan untuk pensiun dari jabatannya dan mengangkat Flannan sebagai penggantinya. Flannan kemudian menjalankan tugasnya sebagai seorang abbas dengan sangat baik. Ia sendiri menjadikan dirinya sebagai teladan bagi para biarawan lainnya dengan cara tetap mengerjakan pekerjaan kasar dalam biara; seperti menyapu, mencuci dan berkebun.
Abbas Flannan dan biaranya juga mengajarkan kepada rakyat Killaloe tata cara bercocok tanam dan menangkap ikan yang lebih efisien. Sehingga hasil panen dan jumlah tangkapan ikan meningkat pesat. Abbas Flannan kemudian menjadi Legenda dalam masyarakat Killaloe sampai hari ini. Digambarkan bahwa masa Santo flannan hidup adalah masa dimana di Killaloe "ladang-ladang melambai penuh dengan tanaman, hasil laut melimpah; hampir di setiap pantai penuh dengan ikan-ikan besar dan kecil, dan pohon-pohon apel terkulai kebawah karena beratnya buah-buah apel; dan hutan penuh berlimpah dengan biji-bijian dan hazelnut”.
Pada tahun 639 Flannan berziarah ke Roma di mana ia bertemu dengan Paus Yohanes IV yang kemudian mentahbiskan dia menjadi uskup pertama di Killaloe. Paus melakukan ini sebab ia mengenali kebijaksanaan dan kekudusan Flannan. Ketika St Flannan kembali ke Irlandia, semua orang di Killaloe datang menyongsong. Mereka antusias menyambut Uskup baru dan Keuskupan baru mereka. Uskup Flannan mengajar umatnya dengan begitu baik, bahkan kehidupannya yang saleh mempengaruhi ayahnya hingga kepala suku yang sudah lanjut usia itu memutuskan untuk menjadi seorang biarawan.
Selama hidupnya, dikatakan, Saint Flannan dari Killaloe melakukan banyak mujizat. Orang – orang mengatakan bahwa ia menghabiskan hidupnya "seperti seorang petani terampil yang dengan hati-hati menaburkan benih kebajikan di hati setiap umat beriman."
Ketika Saint Flannan merasa kematiannya sudah dekat, ia mengumpulkan beberapa muridnya dan berpesan kepada mereka tentang pentingnya mengamati keadilan alam dan manusia dan meminta mereka untuk mendorong perdamaian di antara orang-orang diseluruh negeri. Dia memberkati keluarganya sebelum ia meninggal pada tanggal 18 Desember 640.