St. Ludger dilahirkan di Eropa utara (Belanda) pada abad kedelapan. Ia adalah Anak dari Thiadgrim dan Liafburg, keluarga bangsawan Frisian Kristen yang kaya raya namun juga saleh. Dua orang saudara St.Ludger juga dimaklumkan kudus yaitu St.Gerburgis dan Saint Hildegrin dari Chalons.
Pada tahun 753 Ludger bertemu dengan St.Bonifasius dan mendengarkan khotbah dari orang Kudus tersebut. Ludger sangat tersentuh dengan kata-kata St.Bonifasius. Ia lalu masuk biara Benediktin dan mempersembahkan hidupnya untuk melayani Tuhan. Setelah belajar dengan tekun selama beberapa tahun di Utrecht, ludger melanjutkan pendidikannya di Inggris. Setelah ditahbiskan sebagai imam Ludger memutuskan untuk pulang ke Utrecht sebagai seorang missionaris pada tahun 773. Ludger melakukan perjalanan hingga jauh untuk mewartakan Kabar Gembira. Ia amat gembira dapat membagikan apa yang telah ia ketahui tentang Tuhan kepada siapa saja yang mendengarkannya. Orang-orang kafir bertobat dan umat Kristiani memulai cara hidup yang jauh lebih baik. St. Ludger mendirikan banyak gereja serta biara.
Serbuan bangsa Saxon membuat segala kerja keras St. Ludger kelihatan akan menjadi sia-sia. Tetapi, ia pantang menyerah. St. Ludger mencari tempat yang aman bagi para muridnya lalu ia pergi ke Roma untuk berziarah dan sekaligus memohon petunjuk dari bapa suci Adrianus I mengenai apa yang harus ia lakukan.
Selama lebih dari tiga tahun di Roma, Ludger tinggal di sebuah biara Benediktin sebagai seorang rahib yang baik serta kudus. Namun demikian, ia tidak melupakan para murid di negerinya. Begitu ia dapat kembali ke tanah airnya, Ludger segera pulang serta melanjutkan karyanya. Ia bekerja tanpa kenal lelah dan mempertobatkan banyak orang Saxon.
Setelah ditahbiskan menjadi uskup, terlebih lagi Ludger memberikan teladan bagi umatnya dengan kelemah-lembutan serta belas kasihannya. Suatu kali, orang-orang yang iri hati kepadanya menyampaikan hal-hal yang buruk mengenai Ludger kepada Raja Charlemagne. Raja memerintahkan kepada Ludger untuk datang ke istana guna membela diri. Dengan taat Ludger datang ke istana. Keesokan harinya, ketika raja memanggilnya, Ludger mengatakan bahwa ia akan datang segera setelah ia menyelesaikan doa-doanya.
Pada mulanya Beato Raja Charlemagne amat marah. Tetapi, St. Ludger menjelaskan kepadanya bahwa meskipun ia mempunyai rasa hormat yang besar kepada raja, ia tahu bahwa Tuhan harus dinomor-satukan. “Baginda tidak akan marah kepada saya,” katanya, “sebab Baginda sendiri yang mengatakan kepada saya untuk selalu menomor-satukan Tuhan.” Mendengar jawaban yang bijaksana itu, raja menjadi sadar bahwa Ludger adalah seorang yang amat kudus. Sejak saat itu, Charlemagne mengagumi serta amat mengasihinya. St. Ludger wafat pada Hari Minggu Sengsara pada tahun 809. Ia melaksanakan segala tugas dan kewajibannya untuk melayani Tuhan, bahkan pada hari wafatnya.
Liudger, Ludgero