Menurut tradisi, Santo Longinus adalah prajurit Romawi yang menikam lambung Yesus dengan tombak saat Yesus wafat dibukit Golgota. Nama lengkapnya adalah Gaius Cassius Longinus. Ia adalah seorang perwira militer dan orang kepercayaan Pontius Pilatus, wali negeri Yudea pada Jaman Yesus. Pilatus mempercayakan kepadanya tugas mengawasi segala sesuatu yang terjadi dan melaporkan kepadanya. Longinus seorang perwira militer Romawi sejati. Ia setia pada atasan, dapat dipercaya dan siap sedia melaksanakan tugasnya. Namun matanya yang juling membuat ia sering dijadikan bahan olok-olokan oleh rekan-rekannya.
Longinus mungkin adalah komandan dari para prajurit yang melaksanakan Penyaliban Yesus. Kitab Suci menulis :
Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus; tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air. (Yoh 19:32-34)
Tradisi menambahkan bahwa Darah dan Air dari Tubuh Tuhan muncrat membasahi wajah dan sekujur tubuh Longinus. Matanya yang juling tersiram Darah Yesus dan seketika itu secara ajaib menjadi sembuh. Longinus lalu meloncat dari kudanya, dengan gemetar ia jatuh berlutut, memukuli dadanya, dan menyatakan rasa penyesalannya. Ketika beberapa saat kemudian gempa bumi mengguncang bukit Golgota; Longinus dengan penuh keyakinan bersaksi :
........ "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Mat 27:54)
Setelah peristiwa ini Longinus bertobat. Perwira Romawi ini bersama dengan dua orang prajurit lain yang juga terlibat dalam proses penyaliban; meninggalkan ketentaraan dan bergabung dengan para rasul. Mereka dibabtis setelah Pentakosta dan menjadi saksi-saksi Kritus yang sangat terpercaya. Para rasul kemudian mentahbiskan Longinus menjadi seorang diakon dan ikut melayani dalam pewartaan iman.
Ada beberapa Tradisi yang berbeda tentang perjalanan Longinus selanjutnya.
Sebuah versi mengatakan bahwa Longinus mengikuti petunjuk para rasul dan pergi menyebarkan Injil sampai ke Capadocia – Asia Kecil (Sekarang wilayah Turki). Disini ia menjadi termashyur karena khotbah-khotbahnya dan ia mempertobatkan banyak orang menjadi Kristen. Karena imannya Ia kemudian ditangkap dan dipaksa murtad dengan cara mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi pagan Romawi. Ketika Longinus menolak memberikan persembahan, Gubernur Romawi memerintahkan agar gigi Longinus dirontokkan dan lidahnya dipotong, tetapi secara ajaib ia masih dapat terus berbicara membela iman. Ia bahkan merobohkan patung dewa-dewi kafir tersebut. Karena itu Longinus lalu dipenggal kepalanya. Keberanian dan ketulusan yang ditunjukkan Longinus membuat sang gubernur pun akhirnya bertobat dan dibabtis menjadi Kristen.
Tradisi lain mengatakan Longinus dan kedua temannya itu kembali ke tanah asal mereka di Italia. Di sana mereka giat mewartakan nama Kristus dan menyampaikan, sebagai seorang saksi mata, kisah Sengsara dan Kebangkitan Kristus. Ia mempertobatkan banyak orang sehingga membuat komunitas Yahudi disana menjadi geram. Atas hasutan orang-orang Yahudi, Longinus dan kedua sahabatnya ditangkap lalu dipenggal kepalanya di kota Mantua.
Tombak St.Longinus yang digunakannya untuk menikam Tuhan Yesus juga menurunkan legenda yang menarik untuk disimak. Beberapa versi Legenda tentang tombak ini sangat berbeda satu dengan yang lain, dan susah untuk ditelusuri kebenaran sejarahnya. Kisah - kisah yang berkembang tentang Tombak St.Longinus kadar historisnya sangat lemah karena itu hendaklah kita menerimanya sebagai MITOS belaka.
Legenda mengisahkan bahwa tombak yang telah tersiram Darah Juru Selamat kita tersebut menjadi rebutan bagi raja - raja Kristen dari masa ke masa karena dipercaya bahwa siapapun yang memiliki tombak ini akan menjadi seorang yang tidak terkalahkan. Tombak bersejarah itu disebut dengan berbagai nama; antara lain : Lancea Et Clavus Domini, The Holy Lance (German: Heilige Lanze), The Holy Spear, Spear of Destiny, Lance of Longinus, Spear of Longinus, Tombak Pembunuh Anak Manusia.
Mitos tentang para pemilik tombak ini berkembang simpang-siur mulai dari kaisar Romawi Kristen Pertama Konstantinus, Kaisar Romawi Suci I Charlemagne, Fredrich Barbarosa, Napoleon, bahkan Hitler dan Jendral Patton dari USA. Di tahun 921 dikisahkan Raja Heinrich I bersedia menukar sebagian besar dari tanah kerajaannya hanya untuk mendapatkan tombak suci ini. Dijerman, berkembang ceritera bahwa Raja Charlemagne bisa memenangkan peperangan sampai 47 kali karena ia memegang tombak suci ini. Ia terbunuh pada saat berperang karena lupa membawa tombak suci ini bersamanya. Kaisar Fredrich Barbarosa juga dikatakan dapat sukses dalam berbagai kampanye militernya dan memenangkan banyak peperangan karena memiliki tombak suci ini.
Saat ini terdapat empat Relikwi Tombak yang sama-sama diklaim sebagai Tombak Santo Longinus.
Relikwi Tombak St.Longinus di Roma - Vatican
Relikwi Tombak St.Longinus di Vienna – Austria
Relikwi Tombak St.Longinus di Echmiadzin – Armenia
Relikwi Tombak St.Longinus di Antiokhia (Sekarang Antakya-Turki)
Asal – usul dan keaslian relikwi – relikwi tersebut sudah tidak bisa ditelusuri lagi. Relikwi Tombak St.Longinus “versi” Roma kini disimpan di Basilika Santo Petrus tepat dibawah patung Santo Longinus. Namun sampai hari ini Vatican tidak pernah mengeluarkan klaim resmi bagi keaslian dari relikwi tersebut.
Nama Longinus berasal dari Bahasa Latin "Longus" yang berarti "Panjang"
Longginus, Longino (Italian), Longino (Portugues), Longi (Catalan), Longin (Polish), Longin (French)
Bentuk Feminim : Longina