Santo Alberikus bersama Santo Stafanus Harding dan Santo Robertus Molesme adalah para pendiri Ordo Cistercians. Awalnya Alberikus adalah seorang pertapa dari komunitas pertapa yang tinggal di hutan Collan. Kemungkinan besar ia juga adalah seorang dari dua pertapa yang berangkat ke Roma dan membawa petisi pada Paus agar menunjuk abbas Robertus, seorang Benediktin yang saleh, menjadi pemimpin mereka. Bapa suci paus Gregorius VII yang juga seorang Benediktin, mengabulkan petisi mereka.
Pada tahun 1074 abbas Robertus tiba di Collan dan mulai membimbing para pertapa mempraktekkan pola hidup membiara sesuai regula Ordo Benediktin. Setahun kemudian mereka telah mendirikan biara pertapaan di hutan Molesme. Awalnya, biara yang dibangun hanya terdiri dari gubuk-gubuk pertapaan dari kayu yang dibangun mengelilingi sebuah kapel kecil di hutan. Namun biara ini segera berkembang dengan cepat. Reputasi abbas Robertus sebagai seorang biarawan yang saleh, membawa banyak orang datang ke Molesme untuk belajar dan berziarah. Termasuk Santo Bruno dari Cologne yang menjadi murid Robertus dan tinggal beberapa lama bersama para rahib Molesme. Santo Bruno kelak mendirikan komunitasnya sendiri yang disebut Ordo Carthusian. Dibawah kepemimpinan abbas Robertus, komunitas ini menjadi terkenal dan makmur. Tetapi kemakmuran, lama-kelamaan membuat para rahib tidak lagi hidup berdisplin pada aturan hidup membiara.
Pada tahun 1098, Alberikus, Stafanus Harding dan sekitar 20 rahib mengikuti Abbas Robertus meninggalkan biara Molesme dan mendirikan sebuah komunitas baru yang lebih berdisiplin dan lebih kontemplatif. Mereka membangun sendiri biara tersebut di padang liar Citeaux Perancis. Di tempat ini, mereka sungguh-sungguh mengamalkan hidup dalam keheningan dan kemiskinan. Inilah awal berdirinya Ordo Cistercians (Latin : (Sacer) Ordo Cisterciensis disingkat OCist atau SOCist). Nama Cistercians diambil dari kata "Cistercium" nama Latin dari desa Cîteaux tempat dimana biara mereka berdiri. Para rahib Cistercian adalah para pertapa sejati yang meneladani kemiskinan Yesus dan memelihara keheningan serta menjalani hidup kontemplatif dengan sangat ketat.
Pada tahun 1099, para biarawan di Molesme datang kepada Robertus memohon agar ia kembali menjadi pemimpin mereka di biara Molesme. Mereka bersumpah akan patuh sepenuhnya pada kepemimpinan Robertus dan kembali hidup disiplin sesuai regula Ordo Benediktin. Uskup setempat mendukung permohonan mereka dan meminta Robertus untuk kembali ke Molesme, namun Robertus menolak. Kemudian datanglah perintah dari Paus Urbanus II agar Robertus kembali ke Molesme dan membenahi biara yang hampir kolaps tersebut. Patuh pada keputusan Bapa Suci; Robertus lalu mentahbiskan Alberikus sebagai abbas biara Cîteaux, lalu kembali memimpin biara Molesme. Kembalinya abbas Robertus yang kudus, membuat Biara Molesme yang kembali menjadi biara utama Benediktin di wilayah tersebut.
Abbas Albéric kini menjadi pemimpin kedua Ordo Cistercian sesudah Robertus. Ia menegakkan aturan hidup membiara dengan memelihara keheningan serta menjalani hidup kontemplatif dengan sangat ketat. Ia memutuskan untuk memindahkan bangunan biara beberapa kilometer ke utara dan mulai membangun gereja induk Ordo Cistercian. Pembangunan Gereja selesai kurang dari enam tahun kemudian. Abbas Alberikus juga memperkenalkan penggunaan Crowl (penutup kepala) putih bagi para biarawan Cistercian. Menurut legenda, Crowl putih yang saat ini menjadi atribut biarawan Cistercian, diberikan oleh Bunda Maria kepada Alberikus saat ia dan para biarawan tengah melantunkan doa malam.
Santo Alberikus tutup usia pada tanggal 26 Januari 1109 di biara Cistercians yang ia dirikan di Cîteaux Perancis.(qq)