Gregorius VII adalah paus kita yang ke-157. Sebelum menjadi paus namanya adalah Hildebrand. Ia dilahirkan di Italia sekitar tahun 1023. Diusia remaja, Hildebrand pindah ke kota Roma untuk melanjutkan pendidikannya. Ia tinggal di sebuah biara Benediktin dimana seorang pamannya telah menjadi biarawan. Segera saja Hildebrand jatuh cinta dengan pola hidup asketis yang penuh disiplin dari para rahib Benediktin. Tak lama kemudian Hildebrand telah menjadi seorang biarawan Benediktin.
Biarawan muda Hildebrand kemudian diutus ke Perancis. Tetapi ia cuma sebentar saja tinggal di biara Benediktin di Paris. Ia segera dipanggil kembali ke Roma dan diserahi kedudukan sebagai pembantu Paus. Ia menjadi pembantu beberapa paus hingga kelak ia akhirnya terpilih menjadi paus.
Selama dua puluh lima tahun, ia menolak untuk dipilih. Tetapi, ketika Paus Alexander II wafat, para kardinal telah bersepakat untuk memilih Hildebrand sebagai paus yang baru. Dengan suara bulat mereka memutuskan: “Hildebrand ditetapkan sebagai penerus Santo Petrus!”
“Mereka membawaku ke tahta suci,” demikian ditulisnya kelak. “Protes-protesku tidak mereka hiraukan. Kegentaran memenuhi hatiku dan kegelapan sepenuhnya melingkupi aku". Sebagai paus, Hildebrand memilih nama Gregorius VII.
Masa itu sungguh merupakan masa gelap bagi Gereja Katolik. Para raja dan kaisar ikut campur dalam urusan-urusan gereja. Mereka menetapkan orang-orang yang mereka inginkan menjadi para uskup, kardinal dan bahkan paus. Banyak dari antara mereka yang ditetapkan itu bukanlah orang-orang yang baik. Mereka memberikan teladan yang buruk bagi umat.
Hal pertama yang dilakukan St. Gregorius adalah melewatkan beberapa hari lamanya dalam doa. Ia juga meminta yang lain untuk berdoa baginya. Ia sadar bahwa tanpa doa tak ada sesuatu pun yang dapat diselesaikan dengan baik bagi Tuhan. Sesudah itu, ia mulai bertindak dengan memperbaiki pelayan-pelayan gereja. Ia juga mengambil langkah-langkah yang perlu untuk menghindari campur tangan negara dalam masalah Gereja. Hal ini amatlah sulit mengingat para penguasa semuanya menentang perubahan itu. Namun demikian, beberapa di antara mereka mulai mau bekerjasama.
Seorang penguasa, Kaisar Henri IV dari Jerman, menyebabkan Paus Gregorius banyak menderita. Kaisar muda itu seorang pendosa dan amat rakus terhadap harta dan kekuasaan. Ia tidak mau berhenti mencampuri urusan gereja. Ia bahkan mengirimkan orang-orangnya untuk menangkap Bapa Suci. Tetapi, penduduk Roma menyelamatkan paus dari penjara.
Paus Gregorius kemudian mengekskomunikasikan kaisar. Hal itu tidak menghentikan Henry IV. Ia kemudian mengangkat pausnya sendiri. Tentu saja orang yang ditetapkannya itu bukanlah paus sesungguhnya. Tetapi dengan berbagai cara kaisar berusaha meyakinkan rakyat bahwa paus yang ditetapkannya itulah paus yang benar. Kemudian, sekali lagi, kaisar mengirimkan pasukannya untuk menangkap paus Gregorius VII. Bapa Suci dipaksa oleh umat yang mengkhawatirkan keselamatannya untuk meninggalkan kota Roma.
St.Gregorius VII dikawal dan tiba dengan selamat di kota Salerno di mana ia tinggal dalam pembuangan sampai tutup usia ditahun 1085.
Paus Gregorius VII (Hildebrand) dikenal karena keberaniannya yang luar biasa. Ia berdiri tegak membela Yesus dan Gereja-Nya. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Paulus V pada tahun 1606.
Berasal dari nama Yunani Γρηγοριος (Gregorios), yang diturunkan dari kata γρηγορος (gregoros) yang berarti "waspada".
Gregory (English), Grigor, Krikor (Armenian), Grigor (Bulgarian), Grgur, Grga (Croatian), Řehoř (Czech), Gregers (Danish), Grégoire (French), Grigol (Georgian), Gregor (German), Gregorios (Greek), Gergely, Gergő (Hungarian), Gréagóir (Irish), Gregorio (Italian), Gregorios, Gregorius (Late Greek), Grigorijs (Latvian), Grigor (Macedonian), Gregers (Norwegian), Grzegorz (Polish), Grigore (Romanian), Grigori, Grigoriy, Grigory, Grisha (Russian), Gregor, Griogair, Greig (Scottish), Gregor (Slovak), Grega, Gregor (Slovene), Gregorio, Goyo (Spanish), Greger (Swedish), Hryhoriy (Ukrainian), Grigor (Welsh)