Santo Rene Goupil lahir sekitar tahun 1606 di Anjou Perancis. Kedua orang tuanya bernama Hipolitus dan Luce Provost Goupil. Ia telah menjadi seorang dokter bedah di Orléans; sebelum memutuskan untuk meninggalkan kehidupan dunia dan masuk novisiat Serikat Jesus di Paris pada tanggal 16 Maret 1639. Namun ia tidak bisa ditahbiskan menjadi imam. Rene terpaksa harus meninggalkan biara karena pendengarannya terganggu dan mengalami ketulian.

Tidak patah-arang untuk bekerja diladang Tuhan, dokter Rene kemudian menawarkan diri menjadi sukarelawan awam (berkarya sebagai missionaris awam tanpa dibayar) untuk membantu para imam Jesuit di New France (Kanada). Ia tiba di New France pada tahun 1640 dan ditugaskan di Klinik misi di Saint-Joseph de Sillery Mission, dekat kota Quebec. Setiap hari ia bekerja dengan penuh kasih merawat orang-orang yang sakit dan terluka.

Karya para Jesuit di New France cukup sukses dan berhasil membabtis banyak pribumi Amerika, khususnya suku Indian Huron. Rakyat Huron menerima iman Kristiani setelah para kepala suku mereka memberikan dirinya untuk dibabtis. Para missionaris bebas berkarya ditengah suku indian yang ramah ini. Selain mewartakan Injil, mereka juga mendirikan sekolah, membangun Klinik dan rumah sakit, serta mengajarkan sistem pertanian moderen bagi Huron.

Kemajuan suku Huron dibawah bimbingan para missionaris mendatangkan iri hati dari Suku Iroqouis. Mereka menganggap para missionaris kulit putih adalah para tukang sihir yang berkerja bagi Huron dan mendatangkan kutukan wabah penyakit bagi mereka.

Pada tahun 1642 Rene Goupil bersama Santo Isaac Jogues dan sekitar empat puluh orang lainnya, termasuk beberapa kepala suku Indian Huron, sedang dalam perjalanan ke pusat misi di Huron. Mereka ditangkap oleh suku Iroquois, dan ditahan diwilayah suku itu di Ossernenon (sekarang Auriesville, New York). Disini mereka disiksa dan dianiaya. Rene Goupil tewas pada tanggal 29 September 1642 setelah kepalanya dipukul berkali-kali dengan tomahawk. Para tahanan dari suku Huron satu demi satu dibunuh; sedangkan Santo Isaac Jogues harus mengalami penganiayaan yang hebat selama 13 bulan, sebelum ia berhasil meloloskan diri dan kembali ke Eropa.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja