Santo Edmund (Edmundus) Campion adalah salah satu dari Empat puluh martir dari Inggris dan Wales. Hidup pada abad keenambelas, Edmundus adalah seorang pelajar muda Inggris yang cerdas dan amat populer. Ia juga seorang ahli pidato yang mengagumkan. Edmund terpilih untuk menyampaikan pidato sambutan kepada Ratu Elizabeth I ketika ratu mengunjungi perguruan tingginya. Sekelompok temannya tertarik akan sikapnya yang periang dan bakat-bakatnya yang beranekaragam. Mereka menjadikan Edmund sebagai pemimpin mereka. Bahkan ratu dan para menterinya pun menyukai pemuda yang menarik ini. Ratu kemudian menawarinya untuk menjadi seorang diakon pada Gereja Anglikan Inggris.
Tetapi, Edmund ternyata mempunyai persoalan tentang iman dan keyakinannya. Walaupun seluruh keluarganya telah dikonversi menjadi pemeluk Gereja Anglikan; Edmund tetaplah seorang pengikut Gereja Katolik Roma yang setia, dan ia sama sekali tidak menyembunyikan keyakinannya itu. Padahal masa itu adalah masa penganiayaan bagi Gereja Katolik di Inggris. Ratu Elizabeth berusaha menindas serta membinasakan iman Katolik dengan peraturan-peraturan yang keji. Para imam dan umat yang setia kepada Bapa Suci dijebloskan ke dalam penjara. Kerapkali mereka disiksa, dianiaya dan dibunuh. Santo Edmund Campion tetap memegang teguh Imannya. Ia dengan berani lalu menolak tawaran Ratu Elizabeth I tersebut lalu melarikan diri dari Inggris dan bergabung dengan Serikat Jesus. Edmund menyelesaikan studinya dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1578.
Ketika Bapa Suci memutuskan untuk mengirimkan imam-imam Yesuit ke Inggris, Pastor Campion termasuk di antara imam-imam pertama yang diutus. Malam sebelum ia pergi, salah seorang rekan imam merasa terdorong untuk menuliskan kata-kata ini di pintu kamarnya: “Pastor Edmund Campion, martir.” Meskipun Pastor Campion tahu akan bahaya yang menghadangnya, imam yang kudus ini berangkat juga dengan riang. Malahan, ia banyak tertawa oleh karena ia kembali ke Inggris dengan cara menyamar sebagai seorang pedagang permata.
Di Inggris, ia berkhotbah dengan berhasil di hadapan umat Katolik yang menjumpainya secara rahasia. Edmund bekerja bersama dengan sesama Imam Jesuit lainnya yaitu Santo Nicholas Owen. Di London ia menulis deskripsi misi barunya di mana ia menjelaskan bahwa karyanya adalah karya religius, bukan politik. Tulisannya ini kemudian dikenal sebagai Campion’s Brag dan didistribusikan secara luas, hal itu mendorong banyak umat Katolik untuk tetap setia kepada iman mereka.
Beberapa kali Pastor Edmund hendak ditangkap, namun ia berhasil meloloskan diri. Mata-mata Ratu disebar di mana-mana untuk menangkapnya. Pastor Edmund menulis: “Sebentar lagi aku tidak akan terlepas dari tangan mereka. Kadang-kadang aku membaca tulisan yang berbunyi 'Campion telah tertangkap'!” Seorang pengkhianatlah yang pada akhirnya menyebabkan imam Yesuit ini tertangkap. Ia lalu dipenjarakan di Tower of London.
Dalam penjara, Pastor Campion banyak dikunjungi oleh para pejabat kerajaan yang mengaguminya. Bahkan Ratu Elizabeth I sendiri juga datang menjenguknya. Tetapi tidak satu pun dari ancaman ataupun janji-janji mereka yang dapat membuatnya mengingkari iman Katoliknya. Segala macam bentuk penyiksaan juga tidak menggoyahkan imannya. Walaupun harus banyak menderita, ia masih tetap mempertahankan diri dan rekan-rekan imam lainnya dengan cara yang demikian mengagumkan sehingga tidak seorang pun mampu mendebatnya.
Karena itu Pastor Edmund Campion kemudian dijatuhi hukuman mati. Sebelum hukuman dilaksanakan, Edmund mengampuni orang yang telah mengkhianatinya. Ia bahkan membantu menyelamatkan nyawa orang itu. St. Edmund Campion wafat sebagai martir pada tahun 1581 pada usia empat puluh satu tahun.
Old English; Ead = “Rich/blessed” dan Mund = "protector". Edmund = "Rich protector"
Eadmund (Anglo-Saxon), Edmond, Edmé (French), Ödön, Ödi (Hungarian), Éamonn, Eamon (Irish), Edmondo (Italian), Edmao, Mao (Limburgish), Edmundo (Portuguese), Edmundo (Spanish)
Bentuk Pendek : Ed, Eddie, Eddy, Ned (English)