Santo Maron adalah pertapa kudus yang sangat berpengaruh pada pada abad ke-5 di Suriah. Ia tinggal di dekat Sungai Orontes di Cyrrhus - Suriah. Ia menjalani pola hidup asketis yang sangat keras sesuai teladan para pertapa Kristen yang terkenal pada masa itu; Santo Antonius Agung dan Santo Pakhomius. Setiap malam sering dilaluinya dengan berdiri dalam doa.
Banyak orang datang untuk menjadi pengikutnya, karena itu Santo Maron lalu mendirikan sebuah biara diatas bekas sebuah kuil pagan untuk dapat membimbing mereka. Salah seorang muridnya yang paling termasyur adalah Santo Yohanes Krisostomus.
Santo Maron tutup usia pada tahun 433. Kesucian hidupnya dan mujizat-mujizat yang dikerjakannya menarik banyak pengikut dan menarik perhatian seluruh kekaisaran Mediterania. Setelah kematiannya, para pengikutnya tetap hidup sesuai ajarannya dan membentuk sebuah komunitas yang dalam beberapa abad kemudian dikenal sebagai komunitas Maronit. Saat ini komunitas kristiani yang tumbuh dari para pengikut santo Maron ini telah berkembang menjadi Gereja Maronit (Latin : Ecclesia Maronitarum) yang merupakan salah satu dari Gereja-Gereja Katolik Timur yang berada dalam persekutuan penuh dengan Tahta Suci Roma.
Populasi umat Maronit di seluruh dunia saat ini diperkirakan sekurang-kurangnya ada 3 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, kira-kira 800.000 sampai 900.000 jiwa berdiam di Lebanon dan 40.000 jiwa berdiam di Suriah. Sisanya tersebar di kawasan Amerika Latin, serta Amerika Utara, Eropa dan Australia.
Marron, Maroun, Maro, Malo, Marone