Santo Flavianus adalah Patriakh (Uskup Agung) Konstantinopel pada tahun 446. Ia memimpin Gereja selama dua tahun yang sarat dengan masalah. Suatu ketika, Chrysapius, seorang pengawal kepercayaan Kaisar Theodosius mengajukan permohonan kepada Flavianus agar menyerahkan kepada kaisar sejumlah perhiasan dan intan berlian dari harta kekayaan Gereja. Flavianus terkejut mendengar permintaan yang aneh itu, dan dengan tegas menolak memenuhinya. Sebagai gantinya, ia mengirimkan satu bingkisan roti yang telah diberkati untuk menunjukkan kepada kaisar kedalaman cinta kasihnya kepada Yesus. Penolakan Flavianus ini menimbulkan pertentangan antara Flavianus dengan Chrysapius dan Kaisar sendiri.
Sementara perkara ini belum tuntas, Patriarkh Flavianus dihadapkan lagi pada bidaah yang diajarkan Eutyches, seorang pertapa. Eutyches menyangkal adanya kodrat Kristus, yang Ilahi sekaligus manusiawi. Flavianus bereaksi sangat keras terhadap ajaran bidaah ini. Ia segera mengundang satu sinode di Konstantinopel pada tahun 448 untuk mengekskomunikasikan Eutyches. Di Roma Sri Paus Santo Leo I (Leo Agung) mendukung Flavianus dengan mengirimkan sepucuk surat dogmatik yang berisi penjelasan tentang kodrat Kristus, yang sungguh-sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia, seperti ajaran yang diwariskan oleh para Rasul.
Pada tahun yang sama pula, Patriarkh Alexandria, Dioscorus, memimpin sebuah sinode tandingan untuk membela Eutyches dan menghukum Flavianus. Karena Flavianus dengan keras menentang sinode gelap itu, ia diserang dan disiksa dengan kejam, hingga ia meninggal karena luka-lukanya tiga hari kemudian.
Jenazahnya dimakamkan di Konstantinopel oleh Kaisar pengganti Theodosius. Sedangkan Chrysapius dihukum mati oleh kaisar baru itu karena ia sering menyalah-gunakan kuasanya untuk menindas gereja.
Flavianus adalah bentuk lain dari nama Romawi : "Flavius" . Berasal dari kata Latin "flavus" yang berarti : "Emas" atau "Rambut Pirang"
Flavian (English), Flavius (Latin)